Misteri Gua Pasir Tulung Agung--- Mendengar nama Gua Pasir di Tulungagung – Jawa Timur, benak kita umumnya tertuju pada sosok gua yang ada di daerah berpasir, ada pasir di dalam gua atau apapun yang berkenaan dengan pasir sebagai bahan material bangunan. Namun anggapan itu ternyata runtuh ketika berkunjung ke Gua Pasir ini. Ternyata tak ada pasir sama sekali di gua itu. Letaknya juga tidak pada daerah yang berpasir. Justru letaknya ada di dalam hutan dengan banyak tebing berbatu besar. Gua Pasir juga tidak seperti sosok gua pada umumnya yang memiliki banyak lorong-lorong di dalamnya.
Lokasi Gua Pasir cukup dekat. Sekitar 10 km ke arah timur dari pusat kota Tulungagung, Jawa Timur.Akses jalan kesana juga cukup bagus dan lancar.
Mendekati lokasi Gua Pasir, hamparan bukit Gunung Podo yang tampak gersang dengan aliran sungai di bawahnya seolah menyapa kami. Di salah satu lereng bukit itulah Gua Pasir berada. Secara administratif, Gua Pasir terletak di dusun Pasir, desa Junjung, kecamatan Sumbergempol – Tulungagung. Karena berada di lingkungan hutan alami, merasa kaget dan bingung karena hanya pemandangan hutan saja yang menyergap mata Anda ketika memasuki lokas jika tak ada papan petunjuk tentang dimana lokasi gua. Pos penjagaan sekaligus loket yang menjual tiket masuk juga tampak sepi. Tak ada petugas sama sekali.
“Penjaga pos ada dan bayar tiketnya cuma hari libur saja ,” ujar seorang pengunjung gua. Ketika saya kemudian bertanya dimana letak gua, pemuda itu kemudian mengarahkan telunjuknya ke sebuah batu besar di atas tebing yang cukup tinggi. “Untuk kesana ikuti saja jalur berbatu itu, “ lanjutnya.
Di sekitar lokasi ini terdapat sebuah makam kuno yang oleh warga setempat disebut dengan makam Mbah Bodho. Yang menarik, di depan makam kuno ini ada beberapa arca, umpak, miniatur bangunan, padma dan batu-batu kuno yang sayang bentuknya banyak yang tidak utuh.
Cukup susah juga melewati jalur lereng berbatu itu. Tanpa ada pegangan dengan susunan bebatuannya yang tidak rapi. Masih alami memang.
Namun terasa merepotkan bagi yang tidak biasa melewati jalur dengan banyak bongkahan batu besar. Ternyata lokasinya cukup tinggi sekitar 80 meter dan berada di tebing batu karst.Untuk menuju ke sana tentu harus melewati jalur berbatu itu dengan berpegangan pada celah-celah tebing.
Ketegangan baru langsung menyergap karena jalur berikutnya adalah semacam undak-undakan atau tangga kecil yang terpahat pada batu. Rasa was-was dan tegang sangat terasa ketika melewati undak-undakan kecil itu. Selain tak ada pegangan, lebar pijakan undak-undakan itu juga tak ada hanya sekitar 25 cm. Sungguh sangat berresiko karena bisa terjatuh kalau melangkah dengan tidak ekstra hati-hati. Setelah berkali-kali melangkahkan kaki melanjutkan perjalanan dengan sesekali menarik nafas dan beristirahat, Akhirnya sampai juga di depan lubang gua. Sambil menarik nafas karena beratnya medan yang dilalui bisa dengan mengamati keadaan gua Pasir. Dari ketinggian Gua Pasir ini kita dapat menebarkan pandangan menikmati panorama alam Desa Junjung dan sekitarnya.
Ternyata Gua Pasir itu hanya berupa lubang ceruk besar yang dipahat pada lereng batu besar. Tak ada lorong-lorong panjang yang saling menghubungkan di dalamnya seperti gua pada umumnya. Mulut gua mengarah ke timur laut dengan ukuran panjang 430 cm, lebar 190cm dan dalam ceruk 150 cm. Yang menarik dan membuat terpana , di dalam ceruk itulah terdapat tiga bagian relief .
Di bagian tengah ceruk tampak relief seorang pria yang sepertinya sosok seorang raja, bangsawan atau kesatria dengan didampingi wanita.
Sedangkan di bagian kiri dan kanan ceruk juga terdapat relief bergambar seorang pria gendut yang berbibir tebal dan bersorban sedang berpelukan dengan seorang wanita yang mengenakan perhiasan giwang dan kalung yang cukup besar sedang bertelanjang dada. Pada relief di bagian kiri sosok wanita itu tampak meremas payudaranya sendiri. Sedangkan di relief sebelah kanan sosok wanita yang bertelanjang dada itu sudah berpelukan mesra dengan pria gendut bersorban .
Tampaknya relief itu menggambarkan mereka sedang bercumbu. Pada latar belakang relief-relief itu tampak seperti hiasan-hiasan berbentuk lonceng atau genta untuk beribadah dan bentuk gunungan pada wayang kulit.
Di sekitar ceruk juga ada batu besar yang ditatah membentuk panil-panil berisikan gambar wanita, Dwarapala dan satwa seperti kera yang menari dan gajah. Beberapa kali terpeleset karena banyaknya serasah daun-daun di jalur berbatu itu bagai hal yang biasa. Karena itu alangkah baiknya jika berkunjung kesana pada musim kemarau sehingga medan perjalanannya tidak licin..
Ketika menyusuri dan menuruni jalur berbatu itu untuk kembali pulang dan sesaat seusai menuruni batu yang terakhir,Ada sesuatu yang menarik perhatian tentang batu-batu itu. Sepertinya bentuknya menyerupai kura-kuralengkap dengan bagian kura-kura seperti kepala, kaki dan tempurungnya. Tempurung dan kaki batu yang menyerupai kura-kura itulah yang diinjak oleh pengunjung injak sewaktu melewatinya saat menuju ke Gua Pasir dan sebaliknya..
Walau tidak tahu apa maksud dan fungsi batu kura-kura itu pada jaman dulu, ada perasaan bersalah telah menginjak benda purbakala itu. Apalagi dua pertiga bagian ‘ tempurung kura-kura ‘ itu sudah hilang dan tidak utuh lagi. Dari penelusuran data di jaringan maya juga cukup minim informasi tentang situs Gua pasir ini. Data yang cukup menarik, menurut catatan peneliti Dr. N.J. Krom dan Verbeek, di situs Gua pasir pernah ditemukan arca batu yang terdapat kronogram Saka 1325 (1403 M) , 1224 (1302M) dan 1228 ( 1306 M ).
Pada buku Seri Mengenal Benda Cagar Budaya Di Tulungagung terbitan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung ( tahun 2007 ), disebutkan bahwa beberapa ahli berpendapat Gua ini adalah pertapaan yang digunakan oleh Rajapatni, nenek Hayam Wuruk yang meninggal pada tahun 1350 M dan abu jenazahnya disemayamkan di candi Boyolangu, sekitar 12 km dari lokasi Gua Pasir.
Sekilas tentang admin
Saya Ridho Hawali, salah seorang siswa yang mengadu nasib di ibukota provinsi Riau, yang bersekolah di SMK Labor Pekanbaru, salah satu sekolah swasta yang memang betul-betul memberikan saya begitu bermanfaatnya ilmu teknologi untuk masa kedepannya.Jurusan yang saya ambil tentunya Teknik Komputer danJaringan atau TKJ, karena basic saya sejak kecil sudah mengarah untuk berhadapan dengan hardware-hardware serta materi pendukungnya.
Facebook | Twitter | distroleenux | info lebih lengkap dari admin
0 comments:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar Sebagai Bentuk Apresiasi Anda, Terserah, makian dan umpatan akan saya terima jika itu bermanfaat bagi perkembangan blog ini.